Tema atau pokok persoalan cerpen Robohnya Surau Kami sesungguhnya terletak pada persoalan batin kakek Garin setelah mendengar bualan Ajo Sidi. Gambaran ini terletak pada halaman 10 berikut ini. "Sedari mudaku aku disini, bukan?
ISBN : 978-979-403-046-2. Sinopsis : Di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Hanya karena seseorang yang datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat, surau itu hingga kini masih tegak berdiri. Orang itulah yang merawat dan menjaganya.
Robohnya Surau Kami. (1955) Karya Sastra. Robohnya Surau Kami merupakan judul kumpulan cerita pendek A.A. Navis. Judul itu juga merupakan cerpen Navis yang paling terkenal dan banyak dibicarakan orang. Cerpen ini pertama kali terbit dalam majalah Kisah, Jakarta, tahun 1955. Cerpen ini kemudian terbit dalam buku kumpulan cerpen Navis pada tahun
Makalah Analisis Cerpen Robohnya Surau Kami Desember 06, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita pendek (cerpen) sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Masyarakat sekitar surau memanggil Bapak tua ini dengan sebutan Garin atau penjaga surau. Garin ini mengisi hidup dengan beribadah saja. Dia hidup dari sedekah masyarakat sekitar. Karena dia sering membersihkan dan merawat surau. Disamping itu dia punya pekerjaan sederhana yaitu mengasah pisau.
Kesimpulan. Dari cerita robohnya surau kami, kita dapat belajar bahwa menjaga keberlangsungan bangunan, terutama tempat ibadah seperti surau, sangat penting. Faktor-faktor seperti usia bangunan, arus air tanah yang kuat, dan kurangnya perawatan dan pemeliharaan dapat menyebabkan robohnya surau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yaitu: (1). Nilai sosial yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan (MH) meliputi: a). Mengakui adanya Tuhan, b). Berdoa dan beribadah, c). Bersyukur, d).
Kesimpulan. Robohnya surau kami merupakan peristiwa yang menyedihkan bagi masyarakat desa. Namun, dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang tinggi, kami yakin surau kami akan segera bangkit kembali. Proses pembangunan telah dimulai dan masyarakat terus berpartisipasi aktif. Kami berharap surau baru ini dapat menjadi tempat ibadah dan
Cerpern "Robohnya Surau Kami" dinukil dari buku kumpulan cerpen berjudul sama karya Ali Akbar Navis (1924-2003). Terbit pertama kali di majalah Kisah pada 1955, cerpen ini bisa dibilang karya paling fenomenal penerima SEA Write Award 1992 tersebut.
Karyanya yang paling fenomenal adalah cerita pendek "Robohnya Surau Kami" yang ia tulis pada 1955. Navis dijuluki sebagai sang pencemooh karena tulisannya yang mengandung kritik ceplas-ceplos dan apa adanya. Jadi dari kesimpulan fakta-fakta diatas maka tema cerpen ini adalah "seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya
P6wG.